Sekretaris Komisi 2 DPRD Kota Bekasi, Evi Mafriningsianti, menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi masif dalam mencegah penyebaran HIV. Menurutnya, sosialisasi perlu dilakukan mulai dari lingkungan terdekat, seperti RT, RW, hingga Karang Taruna.
“Edukasi bisa dilakukan mulai dari tingkat RT, RW, penggiat HIV, hingga Karang Taruna (Katar) terkait hal tersebut,” ujar Evi, Sabtu (27/9/2025).
Menyadari bahwa generasi muda menjadi yang paling rentan dalam penyebaran HIV, Evi mengimbau agar pendidik di sekolah dapat membentengi siswa-siswi dengan pembentukan karakter diri.
“Pihak sekolah juga harus masif memberikan edukasi mengenai hal ini. Anak muda memiliki potensi besar dan berada dalam tahapan mencari jati diri, jadi alangkah baiknya jika hal ini juga bisa dilakukan di lingkungan sekolah,” tambahnya.
Terlebih, Kota Bekasi semakin modern memerlukan perhatian khusus dari pemerintah daerah. Untuk itu, Evi mendorong Pemkot Bekasi untuk membantu menciptakan generasi tangguh melalui berbagai aktivitas positif, baik secara individu maupun kelompok.
“Jangan dilupakan juga bahwa edukasi ini harus dilakukan secara masif di ruang-ruang publik, mengingat tingginya interaksi di Kota Bekasi saat ini,” ucapnya.
Dinas Kesehatan Kota Bekasi melaporkan adanya 321 kasus HIV baru selama periode Januari-Juli 2025. Temuan ini didapatkan dari pemeriksaan terhadap 50.583 warga.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bekasi, Vevie Herawati, mengungkapkan bahwa kasus ini menjangkiti rentang usia 0 hingga 50 tahun.
“Dari total kasus baru, 207 di antaranya berada di usia produktif,” ujar Vevie, Selasa (16/9/2025).