Kota Bekasi - MediaTitikKarya.Com - Saat ini , Kondisi Wilayah Bekasi relatif tidak menentu, disebabkan oleh iklim musim pancaroba, jatuh pada bulan Mei dan Juni. merupakan kondisi transisi atau pergantian dari musim hujan ke musim kemarau. Kondisi ini ditandai dengan cuaca yang tidak menentu seperti angin yang bertiup sangat kencang dan diikuti curah hujan yang relative tinggi.
Pada musim pancaroba terjadi respon tubuh yang mengalami perubahan, yakni menurunnya imun tubuh. Hal ini berpotensi terjadinya infeksi atau penyakit seperti Flu,ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut seperti batuk, pilek, influenza, dan bronchitis, Demam Berdarah (DBD)
Peningkatan suhu dan curah hujan memengaruhi populasi nyamuk, mendorong reproduksi lebih cepat, dan memperpanjang musim penyebaran penyakit. Perubahan iklim, seperti pancaroba di Indonesia memungkinkan nyamuk untuk menyebar lebih luas hingga mencapai wilayah yang sebelumnya kurang terjangkau oleh habitat nyamuk. mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, seperti genangan air dan sanitasi yang buruk
Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi .H. Bambang Purwanto, S.Pd.I. Menjelaskan Gejala Gejala penyakit DBD sangat mudah di deteksi di ketahui masyarakat : Demam tinggi hingga 40 derajat Celcius, Sakit kepala, Nyeri otot dan sendi, Sakit di bagian belakang mata, Muntah tanpa henti, Mimisan atau perdarahan dari hidung, Gusi berdarah, Ruam atau bintik merah pada kulit.
Ia juga meminta pemerintah kota (Pemkot) untuk proaktif dan responsif dalam melakukan langkah menekan mitigasi penyebaran DBD di lingkungan masyarakat.
1.Sosialisasikan dan berikan Edukasi kepada Masyarakat dengan meningkatkan pentingnya program rutin PSN(Pemberantasan Sarang Nyamuk), selanjutnya berkolaborasi dengan OPD(Organisasi Perangkat Daerah)lain seperti:Dinas Kesehatan, Dinas lingkungan hidup, pencatatan atau laporan bagi yang terkena DBD kepada pihak puskesmas atau Dinas Kesehatan
2. Lakukan pengasapan atau fogging di lingkungan sekitar secara berkala, terutama saat kasus DBD meningkat.
3. Pemantauan jentik di lingkungan tempat tinggal warga. seperti Pemberian *ABATE* adalah tindakan menaburkan bubuk abate ke dalam wadah berisi air yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk, seperti bak mandi, vas bunga, atau genangan air lainnya, untuk membunuh jentik-jentik nyamuk
4. Menggunakan obat nyamuk: Gunakan obat nyamuk bakar, semprot, atau elektrik di dalam rumah. Oleskan lotion anti nyamuk pada kulit saat beraktivitas di luar ruangan.
Bambang Purwanto membagi Tips Berbagai langkah Upaya pencegahan - pencegahan DBD dengan "3M Plus" meliputi dari Menguras,Menutup dan Mendaur ulang atau mengubur barang bekas/yang sudah tidak terpakai :
1. Menguras
Merupakan kegiatan membersihkan dan menguras tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi, toren air, bak penampung air . Gosok dan bersihkan semua dinding bak hingga bersih, terutama saat musim hujan dan pancaroba, karena jentik dan telur nyamuk dapat bertahan di tempat kering hingga 6 bulan.
2. Menutup
Tutup rapat-rapat semua tempat penampungan air dan kubur barang-barang bekas di dalam tanah, agar tidak mengotori lingkungan dan menjadi sarang nyamuk.
3. Mendaur Ulang
Memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang bernilai ekonomis. Limbah barang bekas yang tidak didaur ulang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan:
Pastikan lingkungan sekitar rumah bersih dan bebas dari sampah, Memotong Rumput atau semak semak tempat nyamuk bersarang , Buang sampah pada tempatnya dan hindari penumpukan sampah.
Perbaiki saluran air yang tersumbat, membersihkan Selokan atau Got agar tidak ada genangan air berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk.
Rutin membersihkan lingkungan rumah dan sekitar rumah.
3. Vaksinasi:
Vaksinasi DBD tersedia dan dapat menjadi salah satu cara pencegahan yang efektif.
Konsultasikan dengan dokter mengenai vaksinasi DBD, terutama jika Anda tinggal di daerah endemis DBD atau akan bepergian ke daerah endemis.
Bambang mengajak dan menghimbau masyarakat bagaimana meneraplan pola hidup sehat untuk diri sendiri dan Lingkungar agar tetap bersih.
Biasakan hidup bersih dan saling mengingatkan untuk bergotong royong, membersihkan sanitasi dan drainase agar air tidak menggenang dan menjadi sarang nyamuk
Mari jadikan kebersihan sebagai budaya,bukan hanya kegiatan musiman tapi haruslah menjadi rutinitas. Lingkungan yang bersih adalah investasi masa depan anak-cucu kita, Tutupnya mengakhiri wawancara dengan media
ADV